Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita?
Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita? - Hallo sahabat INFO DAN TIPS, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Internet,
Artikel Kesehatan,
Artikel Media Sosial, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita?
link : Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita?
Kini, semakin terang bahwa media umum mempunyai dampak yang berpengaruh terhadap masyarakat, mulai dari memengaruhi keputusan pembelian kita hingga memperkuat keyakinan politik kita dan banyak lagi. Ini bahkan memengaruhi cara kita berkomunikasi hingga tingkat tertentu.
Tapi bagaimana dengan badan kita? Secara khusus, bagaimana dengan otak kita? Apakah media sosial mengubah cara kita berpikir dan berperilaku? Beberapa percaya begitu. Mari kita lanjutkan!
1. Membuat ketagihan
Bagi banyak orang, media sosial telah menjadi menyerupai nark*ba, meskipun bersifat psikologis. Faktanya, pemindaian otak yang dilakukan kepada mereka yang kecanduan internet mengatakan hasil yang sama dengan mereka yang ketergantungan dengan nark*ba. Secara khusus, hasil pindaian mengatakan penurunan pada area otak yang mengontrol perhatian, pengambilan keputusan, dan proses emosional.
2. Menghalangi fokus
Beberapa percaya bahwa mereka yang mempunyai kemampuan untuk beralih antara pekerjaan dan media umum hanya lebih baik dalam multitasking. Bagaimanapun, bahwa individu yang memakai media umum lebih banyak maka mereka berkinerja jelek dikala diuji dengan pergantian tugas. Itu alasannya peningkatan multi-tasking online sanggup mengurangi kemampuan otak untuk menyaring gangguan. Ini juga sanggup menciptakan otak Anda lebih sulit untuk menyimpan hal-hal gres ke memori otak.
3. Menyebabkan Phantom Vibration Syndrome
Pernah mencicipi ponsel Anda berdengung di saku Anda tetapi dikala Anda menariknya keluar untuk melihat siapa yang menelepon atau mengirim SMS, tidak ada apa-apa di sana? Ini yakni fenomena psikologis yang sangat aktual yang dikenal sebagai Phantom Vibration Syndrome dan itu terjadi dengan frekuensi yang semakin meningkat. Individu dengan reaksi emosional yang lebih tinggi lebih terganggu oleh dengungan "hantu" ini.
4. Memperkuat ego
Percaya atau tidak, teknologi mulai memperbaiki sistem saraf kita. Akibatnya, otak kita dipicu dengan cara yang sepenuhnya gres dan berbeda. Misalnya, penelitian telah mengatakan bahwa memakai media umum bergotong-royong sanggup memicu pelepasan dopamin (hormon rasa-baik). Pusat otak kita menjadi lebih aktif dikala kita membahas pandangan kita sendiri daripada mendengarkan pandangan orang lain, yang sering terjadi di media sosial.
5. Mengubah cara kita berinteraksi
Jujur saja, kita sering menemukan orang-orang cenderung lebih menyukai satu sama lain dikala mereka bertemu untuk pertama kali di media online daripada bertatap muka. Ada banyak alasan yang memungkinkan untuk hal ini, apakah alasannya ada lebih banyak anonimitas atau representasi tujuan masa depan yang lebih jelas. Bagaimanapun, statistik mengatakan bahwa ada peningkatan dalam relasi yang sukses yang telah dimulai secara online. Jadi, sementara internet mungkin telah mengubah cara kita berkomunikasi, itu pada hasilnya sanggup menyebabkan kawan menjadi lebih bersahabat pada akhirnya.
Anda sekarang membaca artikel Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita? dengan alamat link https://wallaper-car-mitra.blogspot.com/2000/02/dapatkah-media-umum-mengubah-otak-kita.html
Judul : Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita?
link : Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita?
Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita?
Kita terbiasa memakai social media di hp kesayangan kita, bahkan hingga berjam-jam lamanya untuk mencari postingan yang bergotong-royong menghabiskan waktu bekerja atau positif kita.Kini, semakin terang bahwa media umum mempunyai dampak yang berpengaruh terhadap masyarakat, mulai dari memengaruhi keputusan pembelian kita hingga memperkuat keyakinan politik kita dan banyak lagi. Ini bahkan memengaruhi cara kita berkomunikasi hingga tingkat tertentu.
Tapi bagaimana dengan badan kita? Secara khusus, bagaimana dengan otak kita? Apakah media sosial mengubah cara kita berpikir dan berperilaku? Beberapa percaya begitu. Mari kita lanjutkan!
1. Membuat ketagihan
Bagi banyak orang, media sosial telah menjadi menyerupai nark*ba, meskipun bersifat psikologis. Faktanya, pemindaian otak yang dilakukan kepada mereka yang kecanduan internet mengatakan hasil yang sama dengan mereka yang ketergantungan dengan nark*ba. Secara khusus, hasil pindaian mengatakan penurunan pada area otak yang mengontrol perhatian, pengambilan keputusan, dan proses emosional.
2. Menghalangi fokus
Beberapa percaya bahwa mereka yang mempunyai kemampuan untuk beralih antara pekerjaan dan media umum hanya lebih baik dalam multitasking. Bagaimanapun, bahwa individu yang memakai media umum lebih banyak maka mereka berkinerja jelek dikala diuji dengan pergantian tugas. Itu alasannya peningkatan multi-tasking online sanggup mengurangi kemampuan otak untuk menyaring gangguan. Ini juga sanggup menciptakan otak Anda lebih sulit untuk menyimpan hal-hal gres ke memori otak.
3. Menyebabkan Phantom Vibration Syndrome
Pernah mencicipi ponsel Anda berdengung di saku Anda tetapi dikala Anda menariknya keluar untuk melihat siapa yang menelepon atau mengirim SMS, tidak ada apa-apa di sana? Ini yakni fenomena psikologis yang sangat aktual yang dikenal sebagai Phantom Vibration Syndrome dan itu terjadi dengan frekuensi yang semakin meningkat. Individu dengan reaksi emosional yang lebih tinggi lebih terganggu oleh dengungan "hantu" ini.
4. Memperkuat ego
Percaya atau tidak, teknologi mulai memperbaiki sistem saraf kita. Akibatnya, otak kita dipicu dengan cara yang sepenuhnya gres dan berbeda. Misalnya, penelitian telah mengatakan bahwa memakai media umum bergotong-royong sanggup memicu pelepasan dopamin (hormon rasa-baik). Pusat otak kita menjadi lebih aktif dikala kita membahas pandangan kita sendiri daripada mendengarkan pandangan orang lain, yang sering terjadi di media sosial.
5. Mengubah cara kita berinteraksi
Jujur saja, kita sering menemukan orang-orang cenderung lebih menyukai satu sama lain dikala mereka bertemu untuk pertama kali di media online daripada bertatap muka. Ada banyak alasan yang memungkinkan untuk hal ini, apakah alasannya ada lebih banyak anonimitas atau representasi tujuan masa depan yang lebih jelas. Bagaimanapun, statistik mengatakan bahwa ada peningkatan dalam relasi yang sukses yang telah dimulai secara online. Jadi, sementara internet mungkin telah mengubah cara kita berkomunikasi, itu pada hasilnya sanggup menyebabkan kawan menjadi lebih bersahabat pada akhirnya.
Demikianlah Artikel Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita?
Sekianlah artikel Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Dapatkah Media Umum Mengubah Otak Kita? dengan alamat link https://wallaper-car-mitra.blogspot.com/2000/02/dapatkah-media-umum-mengubah-otak-kita.html